Pages

Minggu, 16 Januari 2011

ALLAH SUMBER ILMU PENGETAHUAN


ALLAH SUMBER ILMU PENGETAHUAN
(sejauh mana hubungan ayat-ayat kauliyah dengan ayat-ayat kauniyah)
(Drs. M. Nurhamid)
Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan system yang menyeluruh. Satu sama lain saling berkaitan dan masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Allah yang menciptakan alam ini, sehingga Maha Mengetahui segala sesuatu dari yang paling kecil hingga yang amat sangat besar. Karena itu Allah menjadi sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Allah sebagai Al ‘Aliim terhadap sumua jenis ilmu, tidak hanya tentang ilmu agama melainkan semua ilmu yang ada dimuka bumi baik yang ghoib maupun yang nyata, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al Hasyr ayat 22:  “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. “
Ada dua jalan yang Allah tunjukkan untuk mengenal ilmu Allah dimana Allah memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia melalui Wahyu (jalan formal) dan melalui Ilham (jalan non formal).  Secara formal, Allah menurunkan wahyu melalui Rasul sebagai ayat-ayat qauliyah. Ayat-ayat ini merupakan kebenaran yang mutlak dari Allah yang menjadi panduan dan manhaj untuk manusia. Nilai ilmu yang didapatkan melalui jalan formal ini adalah mutlak sifatnya dan tidak pernah berubah dari awal diturunkannya ayat Al- Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat. Semenjak  Nabi SAW, nilai yang dianut tidak berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat saat ini misalnya tata cara shalat, puasa, dan haji walaupun zaman sudah berubah. Oleh karena itu nilai ayat qauliyah yang ada dalam Al-Qur’an begitu banyak mengandung ilmu Allah yang dijadikan petunjuk dan pedoman bagi kehidupan umat manusia.  “Kitab (Al-Qur”an ) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”, (Q.S. 2; 2).
Nilai mutlak yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai ayat qauliyah dijadikan isyarat (Isyaarah) bagi pembuktian (burhaan) kebenaran ayat kauniyah yang ada di alam semesta. Sehingga  pembuktian  dari alam semesta  menambah keimanan dan kebenaran dari ayat Allah dalam Al-Qur’an. Seperti yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an Surah Ar Rahman ayat 19–20;   “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing “. Diantara ahli tafsir ada yang perpendapat bahwa  ‘La yabghiyan’ maksudnya     ‘masing-masingnya tidak menghendaki’. Dengan demikian maksud ayat 19-20 surah Ar Rahman, ialah bahwa ada dua laut yang kedua-duanya tercerai karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah dua lautan itu. Seperti Terusan Suez dan Terusan Panama. 
Isyarat lain yang ada dalam Al-Qur’an surah Al Anbiya ayat 30 ;“ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya  dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?…..”Ayat ini memberikan referensi kepada ilmu pengetahuan alam khususnya tentang sejarah proses terjadinya alam semesta yang kita kenal dengan teori kabut (Big Bang). Penemu teori ini adalah seorang Belgia bernama Georges Lemaitre (1927). Awal mulanya alam semesta ini berupa gas yang panas (seperti kabut), gas tersebut berpusar dan bergerak terus dalam waktu yang amat lama  antara 14-15 miliar tahun yang lalu, sebuah ledakan raksasa membuat alam semesta mengembang dan mendingin.Beberapa detik setelah ledakan dahsyat, perluasan melambat dan partikel-partikel yang muncul bergabung. Atom helium dan hydrogen terbentuk. Dua zat itulah yang menjadi asal semua materi. Beberapa miliar tahun setelah terjadinya big-bang, galaksi-galaksi terbentuk, menyusul konstraksi awan gas. Di dalam galaksi bintang-bintang (benda langit yang bersinar/matahari) mulai bermunculan. dan bintang-bintang tersebut memunculkan planet-planet yang berotasi dan berevolusi sesuai garis edarnya, dan  masing-masing mempunyai gravitasi yang berbeda. (Ensiklopedia Pengetahuan; 2007).
Dalam ayat diatas kata ‘sesuatu yang padu’ menggambarkan pada saat itu bumi belum tercipta, karena alam masih berbentuk gas (kabut), kata ‘kemudian’ menunjukkan suatu waktu yang amat sangat lama, hingga bermiliar-miliar tahun, kata ‘Kami pisahkan’ menunjukkan kekuasaan Allah Yang Maha Dahsyat meledakkan gas yang memadat sehingga memunculkan bintang-bintang dan planet-planet termasuk di dalamnya bumi.
Munculnya pembuatan pesawat terbang adalah inspirasi dari perenungan mengapa burung bisa terbang? Apa karena punya sayap? bagaimana sekiranya sayap pada burung tersebut kita buang, kemudian burung tersebut kita terbangkan, apakah bisa terbang? Ternyata Al-Qur’an sudah bicara tentang hal ini.  “ Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. An Nahl 16;79). Dalam ayat lain ; “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya  (di udara) selain Yang Maha Pemurah…” (Q.S Al Mulk 67:19).  Dari isyarat ayat-ayat kauliyah (Al-Qur’an) kita transfer ke ayat-ayat kauniyah (fenomena Alam semesta) kita terjemahkan dalam bahasa teknologi yang dipinjami oleh ilmu aero dinamika, maka sayap pada burung yang mempunyai ketebalan yang tipis dan permukaan yang lebar akan berakibat munculnya daya angkat pada sayap tersebut. Perpaduan antara daya angkat dengan daya dorong yang dihasilkan oleh mesin turbo maka menjadikan pesawat terbang tersebut bisa terbang di angkasa bebas.
Pedoman hidup manusia tidak berasal dari cara berfikir  manusia tetapi berasal dari Allah yang menciptakan manusia.  Hal ini berbeda  dengan ilmu yang berkaitan tentang sarana kehidupan yang setiap saat bisa berubah.
Secara non formal, ilmu Allah dapat diterima dan diserap oleh manusia melalui tafakkur, tadabur dan penelitian terhadap alam. Ilmu yang diperoleh menusia lewat jalur ini dipergunakan manusia sebagai wasaa’il al- hayaah / sarana untuk mempermudah kehidupan mereka. Ilmu ini merupakan rangkaian dari pengalaman-pengalaman yang diperoreh manusia.  Sarana hidup perlu dikembangkan sesuai dengan keperluan manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Walaupun proses  berkembangnya dari pengalaman dan penelitian, tetapi obyek kajian tersebut adalah ciptaan Allah yang didalamnya telah ditetapkan Sunatullah kauniyah yang bersifat tetap dan sesuai dengan hukum alam yang Allah tetapkan.Ilmu yang dikembangkan manusia telah terdapat dalam alam semesta tersebut.  Hakekat dari ilmu pengetahuan untuk keperluan sarana hidup ini bisa berubah setiap waktu.  Ketika dimasa Nabi SAW. Berperang dengan panah dan berkendaraan dengan unta, tetapi saat ini telah berubah dimana berperangnya  dengan senjata canggih dan kendaraan yang modern.
Allah sebagai sumber ilmu pengetahuan, tidak ada cara lain untuk  mendapatkan ilmu yang ada di bumi kecuali memperoleh  melalui kedua jalur di atas.  Semua ilmu yang berkembang  berasal dari Allah melalui jalur wahyu dan ilham. Dengan kedua jalur ini, penting untuk mengabdikan  diri dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Referensi :
-          Al- Qur’an dan terjemahannya
-          Kepribadian Muslim,  Irwan Prayitno,DR. 2003
-          Infos Encyclopedie Decouverte, 2007

Tidak ada komentar:

SMK MUHIKU YES...

SELAMAT DATANG DI KAMPUS INSAN CITA PEMBAHARU BANGSA!